LPPM UMRI Gelar Tips dan Strategi Lolos Hibah Kemendiktisaintek Menghadirkan Reviewer Nasional

Pekanbaru (umri.ac.id) – Dalam upaya mendukung peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat, Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) sukses menggelar workshop nasional bertajuk “Tips dan Strategi Lolos Hibah Kemendiktisaintek 2025”.

Acara yang berlangsung pada Selasa (7/1/2025) di Auditorium Kampus Umri Jalan Tuanku Tambusai, menghadirkan Reviewer Nasional Bidang Penelitian Prof Dr Muhtadi SPd MSi., yang juga merupakan pakar pendidikan dan peneliti berpengalaman yang telah berhasil memenangkan berbagai hibah kompetitif. Workshop ini dihadiri oleh dosen dan peneliti dari berbagai Perguruan Tinggi yang antusias mendapatkan panduan praktis dalam menyusun proposal hibah berkualitas di bidang sains dan teknologi (Saintek).

Dalam sambutannya, Rektor Umri Dr Saidul Amin MA., menekankan pentingnya penelitian bagi para dosen. “Bagi saya, acara ini sangat penting karena penelitian bagi dosen berfungsi sebagai darah dalam tubuh. Dosen yang tidak meneliti ibarat telah kehilangan darahnya,” katanya.

Rektor Umri ini juga menambahkan bahwa Universitas Muhammadiyah Riau akan terus mendukung kegiatan yang bertujuan meningkatkan daya saing penelitian dosen, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Penelitian bukan hanya kewajiban akademik, tetapi juga sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Dengan meneliti, dosen tidak hanya meningkatkan kualitas diri, tetapi juga membawa nama baik institusi dan memberikan manfaat luas bagi pengembangan teknologi dan kemanusiaan. Oleh karena itu, saya berharap kegiatan ini menjadi momen bagi para dosen untuk lebih serius dan terarah dalam menyusun proposal yang berkualitas demi mendapatkan hibah kompetitif seperti Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM),” tegas Dr Saidul Amin.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Umri Dr Aidil Haris dalam kesempatan yang sama memberikan keterangan terkait pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Emas 2025 serta pencapaian penelitian di Umri.

“Alhamdulillah, pada siang ini kita bisa mempersiapkan pelaksanaan KKN Emas 2025 dengan baik. Pelaksanaan KKN tahun ini akan disebar ke beberapa daerah, dengan titik kumpul utama di Kabupaten Siak. Sejak Umri mengalami peningkatan dari klaster madya ke klaster utama, kami terus memotivasi dosen dan mahasiswa melalui berbagai cara agar kualitas pengabdian dan penelitian semakin meningkat,” ujar Dr Aidil.

Beliau juga menyampaikan bahwa pada tahun lalu, Umri mencatat peningkatan signifikan dalam pencapaian hibah penelitian.

“Tahun lalu, kita berhasil meningkatkan jumlah hibah fundamental yang lolos dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 8 proposal, dan tambahan 1 proposal dari bidang Fisika sehingga total menjadi 9. Pencapaian ini adalah bukti nyata dari kerja keras dosen-dosen kita,” tambah Ketua LPPM Umri ini.

Ia juga berharap bahwa melalui arahan dan semangat dari Pimpinan Umri, para dosen dan mahasiswa semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Kami optimis bahwa dengan dukungan penuh dari Rektor dan para pimpinan Universitas lainnya, Umri mampu terus mencetak prestasi dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi bangsa dan masyarakat,” tutup Dr Aidil Haris.

Prof Dr Muhtadi, dalam paparannya memberikan berbagai tips strategis untuk membantu dosen dan peneliti meningkatkan peluang lolos hibah DRTPM 2025. Ia juga menjelaskan poin-poin penting terkait kebijakan terbaru, penilaian proposal, serta simulasi teknis penyusunan proposal yang efektif dan kompetitif.

“Terdapat lima outline presentasi di antaranya pendahuluan, mencermati panduan penelitian, mencermati penelian proposal, mencermati panduan PKM dan penutup,” papar Guru Besar Prodi Farmasi UMS ini.

Selain itu, ia memberikan tips indikator kunci kualitas riset penyusunan proposal salah satunya dengan adanya publikasi internasional.

“Kualitas riset dapat diukur dari keberhasilannya menghasilkan publikasi di jurnal internasional bereputasi. Ini mencerminkan bahwa penelitian tersebut memiliki nilai keilmuan yang diakui secara global, selain itu kekayaan intelektual dan prototipe hasil R dan D atau hilirisasi,” papar Prof Muhtadi. (Walida)